Femini.id – Lemang khas Aceh adalah kudapan pilihan masyarakat Aceh yang sering muncul saat momen ramadan. Tak heran jika kuliner berbahan dasar ketan ini mudah didapatkan saat ramadan tiba, terlebih menjelang berbuka puasa.
Lemang bisa dijumpai di setiap tempat titik penjualan takjil di Aceh. Seperti salah satu tempat yang selalu ramai disambangi para pembeli selama puasa, di kawasan Jalan Syiah Kuala, Gampong Lamdingin, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh.
Gerai lemang yang berada di bahu jalan Syiah Kuala itu dibuka sejak pukul 16.00 WIB, berlapak meja kayu beralaskan daun pisang, terhidang lemang dengan berbagai ukuran maupun potongan yang tampak ramai dukunjungi pembeli.
Lemang terbuat dari beberapa bahan seperti beras ketan dan santan yang dimasak menggunakan bambu kemudian dibakar. Ada tiga varian rasa yang dijual yaitu, ketan putih ketan hitam, dan lemang ubi.
Pedagang lemang di wilayah Lamdingin, Hafsah, 72, mengatakan untuk proses pembuatannya, awalnya bambu dipotong sesuai ukuran, kemudian ketan yang sudah dicampur dengan santan digulung terlebih dahulu pada selembar daun pisang dan dimasukkan ke dalam bambu.
“Lemang dimasak di dalam seruas bambu lalu dibakar di atas bara api yang sedang tidak boleh terlalu besar dan tidak boleh terlalu kecil apinya karena lemangnya bisa keras,” kata Hafsah, Minggu, 26 Maret 2023.
Begitu juga sebaliknya jika api terlalu kecil maka lemang akan menjadi lembek. Oleh karena itu penting untuk menjaga bara api tetap stabil agar dapat menghasilkan wangi khas dan rasa yang gurih.
“Setelah matang dalam bakaran bara api selama 8 jam, baru lemang bisa dipotong kecil-kecil untuk dijual,” ujarnya.
Untuk yang memasak lemang khusus dilakukan oleh laki-laki yang dimulai sejak pagi. Sementara perempuan mengolah selai srikaya dan menjual lemang yang sudah di potong-potong.
“Disini ada tiga varian rasa lemang, yaitu ada lemang ketan putih, lemang ketan hitam dan lemang rasa ubi. Lemang ini bisa dinikmati dengan selai srikaya yang kita olah sendiri,” ucap Hafsah.
Satu ruas bambu lemang di bandrol dengan harga Rp 100 ribu, namun ada juga yang sudah di potong-potong dijual dengan harga mulai dari Rp10 ribu hingga Rp 40 ribu per potong.
“Alhamdulillah dari tahun ke tahun saat ramadan jualan lemang disini selalu ramai pembeli,” jelasnya.
Untuk diketahui, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI menetapkan sebanyak 17 karya budaya usulan Pemerintah Aceh menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia. Dari 17 karya budaya Aceh itu, salah satunya yang masuk dalam ketegori tersebut yaitu malamang atau tradisi memasak lemang.