Femini.id – Paska insiden pengeboman di rumah pimpinan pondok pesantren Tahfiz Qur’an Yayasan Majelis Belajar Iqra (MBI), Ustaz Abdul Akip, di Desa Drien Rampak, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, tak berdampak terhadap aktivitas mengaji disana.
Meski sedang diteror orang tak dikenal (OTK) terhadap rumah salah satu imam Masjid Agung Baitul Makmur Meulaboh itu, tidak berpengaruh terhadap para santri maupun orang tua wali yang menitipkan anaknya di tempat menimba ilmu agama tersebut.
Dewan Guru MBI, Gusti bercerita, para wali santri ikut berdatangan mengunjungi rumah Ustaz Akip, bukan untuk membicarakan anaknya melainkan menanyakan kabar keluarga korban yang baru saja mendapat teror bom Molotov.
“Sampai detik ini wali santri datang dan menanyakan kabar saja, memberi support kepada anaknya, tapi kalau keraguan orang tua paska kejadian ini tidak ada,” kata Gusti kepada Acehkini, Rabu (18/5).
Gusti mengungkapkan, pelemparan bom melotov ke rumah pimpinan ponpes hanya dianggap sebagai ujian atau musibah saja, mereka lebih mengedepankan pandangan dari sudut agama daripada berprasangka atas peristiwa yang menimpa ulama di Aceh Barat itu.
Lanjut Gusti, pengajian rutin yang digelar masih berlangsung seperti biasa disana, para santri terlihat tetap bersemangat seperti biasa, bukan tidak open akan peristiwa itu. Akan tetapi, mereka tidak mau adanya prasangka yang nantinya menyimpan dendam terhadap pelaku.
“Malah sesudah kejadian itu, ada bertambah satu murid baru yang mau masuk sini, kabarnya dari Banda Aceh juga akan masuk dua orang lagi untuk belajar tahfidz qur’an disini,” sebutnya.
Menurut Gusti, selama ini pimpinannya itu tidak pernah terlibat konflik atau sentiment dengan pihak manapun, malahan aktivitasnya disibukkan dengan mengisi majelis pengajian di berbagai tempat yang ada di Aceh Barat.
“Tiap hari ada majelis di masjid, dan komplek tentara di Aceh Barat, makanya kita tidak tahu apa maksud terror itu,” katanya menambahkan.
Gusti berharap, polisi segera mengungkap pelaku pengeboman rumah Ustaz bernama lengkap Joran Akip Setiawan itu, agar motif yang melatarbelakangi teror bisa diketahui segera.