Login

Populer

Stop Jadi Helicopter Parent!

Femini.id – Pola asuh Helicopter parenting kini makin sering muncul seiring semakin banyaknya tuntutan orang tua kepada anak. Anak diwajibkan berprestasi namun tidak bisa mengembangkan kemampuan terbaik karena terlalu dikontrol orang tua. Karena itu, sebaiknya pola asuh seperti ini dihindari.

Bila terlalu banyak diatur orang tua, anak lama-lama bisa kehilangan self rugulation. Ketidakpercayaan orang tua itulah yang sebenarnya membuat anak tidak percaya ada dirinya sendiri.

Menurut Dr. Mai Stafford dari University College London dalam The Journey of Positive Psychology, peran orang tua juga sangat penting dalam pembentukkan kesejahteraan mental generasi mendatang. Untuk itu, kesehatan mental seseorang dapat dilihat dari bagaimana orang tuanya memperlakukan mereka.

Penelitian Dr. Stafford itu menemukan bahwa orang tua yang mengedepankan kehangatan dan responsif memiliki anak yang lebih bahagia, lebih sehat secara mental, dan lebih siap menjalani hidup ketika dewasa.

Berikut 3 cara untuk stop jadi helicopter parent menurut Dr. Deborh R Gilboa, MD., Prenting and Youth Development Expert.

1. Biasakan sejak kecil anak adapat menghadapi tantangan dan kegagalan sendiri agar kekuatan mentalnya terbangun sejak kecil. Jika terbiasa dengan orang tua yang mengatur semuanya untuk membuat segalanya mudah bagi anak, anak akan kaget ketika menemui permasalahan di masa dewasanya kelak. Karena, kegagalan dan tantangan adalah hal yang penting bagi anak untuk bisa berkembang dan mempelajari kemampuan baru.

2. Membiarkan anak berusaha sendiri. Biarkan anak mengetahui rasanya kecewa. Ketika anak sedang gagal atau dalam masalah, bantu mereka menghadapinya tanpa membuat keputusan besar atau melakukan sesuatu di luar kehendak anak.

3.Ajarkan dan biarkan anak melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bisa ia lakukan agar kelak ia bisa mandiri. Dengan partisipasi orang tua yang tepat dalam mendidik anak, maka akan terbentuk anak dengan kepribadian yang percaya diri dan dapat diandalkan.

- Advertisement -

Berita Terkait