Populer

Solar Langka, Nelayan Aceh Barat Terancam Gagal Melaut

Femini.id – Nelayan tradisional di Kabupaten Aceh Barat, Aceh, mengeluhkan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN), yang tidak mencukupi kebutuhan. Padahal saat ini sudah memasuki masa melaut secara normal untuk memenuhi stok ikan di pasar setempat.

Aprianto, nelayan setempat mengatakan, dirinya mengaku heran dengan langkanya BBM jenis solar, padahal kebutuhan nelayan sendiri tidak pernah melebihi 2,5 ton untuk boat berukuran besar.

“Ini padahal nelayan sudah waktunya berangkat ke laut semua ini, nelayan lagi menunggu bahan bakar,” kata Aprianto, Senin, 4 April 2022.

Dirinya menjelaskan, setiap bulan pasokan di SPBUN Padang Seurahet, letakanya berdekatan dengan dermaga armada, berjumlah dua kali. Kuota yang masuk itu juga tidak memenuhi kebutuhan solar bagi para nelayan di sana.

Bahkan, nelayan yang sudah menunggu cukup lama belum tentu mendapatkan solar sesuai keperluannya untuk beroperasi. Satu unit Kapal Motor membutuhkan solar berkisar dari 1 sampai 2,5 ton, tergantung jenis mesin yang digunakan.

Selain menunggu lama, ada pula nelayan yang menunda keberangkatan mencari ikan serta ada juga yang tidak dapat melaut karena tidak mendapatkan jatah solar untuk kapal motornya,

“Yang diberikan ini memang tidak cukup, berharap ada penambahan, termasuk boat saya sendiri, tunda berangkat gara-gara tidak ada bahan bakar,” imbuhnya.

Diungkapkan Aprianto, banyak nelayan asal Kabupaten Aceh Barat tidak memulangkan KM nya ke Meulaboh, lantaran takut tidak mendapat jatah BBM jenis solar untuk keberangkatan melaut kembali.

“Boleh dikatakan nelayan Aceh Barat ini banyak yang tidak pulang kapalnya, orangnya saja pulang nanti boat ada di Sibolga, Sumatera Utara, ada banda aceh, jika pulang semua pulang lebih tidak cukup minyak,” ungkapnya.

Nelayan tradisional di Kabupaten Aceh Barat, Aceh, mengeluhkan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN), yang tidak mencukupi kebutuhan. Padahal saat ini sudah memasuki masa melaut secara normal untuk memenuhi stok ikan di pasar setempat.

Aprianto, nelayan setempat mengatakan, dirinya mengaku heran dengan langkanya BBM jenis solar, padahal kebutuhan nelayan sendiri tidak pernah melebihi 2,5 ton untuk boat berukuran besar.

“Ini padahal nelayan sudah waktunya berangkat ke laut semua ini, nelayan lagi menunggu bahan bakar,” kata Aprianto.

Dirinya menjelaskan, setiap bulan pasokan di SPBUN Padang Seurahet, letakanya berdekatan dengan dermaga armada, berjumlah dua kali. Kuota yang masuk itu juga tidak memenuhi kebutuhan solar bagi para nelayan di sana.

Bahkan, nelayan yang sudah menunggu cukup lama belum tentu mendapatkan solar sesuai keperluannya untuk beroperasi. Satu unit Kapal Motor membutuhkan solar berkisar dari 1 sampai 2,5 ton, tergantung jenis mesin yang digunakan.

Selain menunggu lama, ada pula nelayan yang menunda keberangkatan mencari ikan serta ada juga yang tidak dapat melaut karena tidak mendapatkan jatah solar untuk kapal motornya,

“Yang diberikan ini memang tidak cukup, berharap ada penambahan, termasuk boat saya sendiri, tunda berangkat gara-gara tidak ada bahan bakar,” imbuhnya.

Diungkapkan Aprianto, banyak nelayan asal Kabupaten Aceh Barat tidak memulangkan KM nya ke Meulaboh, lantaran takut tidak mendapat jatah BBM jenis solar untuk keberangkatan melaut kembali.

“Boleh dikatakan nelayan Aceh Barat ini banyak yang tidak pulang kapalnya, orangnya saja pulang nanti boat ada di Sibolga, Sumatera Utara, ada banda aceh, jika pulang semua pulang lebih tidak cukup minyak,” ungkapnya.

- Advertisement -

Berita Terkait