Login

Populer

Solar Langka, Antrean Kendaraan Mengular di SPBU Aceh Barat

Femini.id – Antrean panjang kendaraan untuk mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar bersubsidi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kabupaten Aceh Barat, Aceh kerap terjadi. Bahkan kendaraan mobil mengular hingga ke badan jalan.

Salah seorang supir truk material Rusli (45) mengatakan, dirinya terpaksa harus rela mengantre saban hari dengan waktu sampai lima jam lamanya demi mendapatkan solar. Kegiatan itu tentunya cukup menyita waktu, sehingga pekerjaan yang ia lakoni sebagai sopir angkut material tanah dan kerikil terganggu.

“Setiap hari seperti ini, kadang dua jam, antre beli solar, kadang pula sampai lima jam mengantre untuk dapat minyak, kan saya kerjaannya angkut material, jadi perlu cepat juga,” kata Rusli, Minggu, 27 Maret 2022.

Rusli mengaku tidak mengetahui mengapa saat ini BBM jenis solar sangat langka dan sulit didapatkan, padahal solar sangat penting bagi dirinya. “Terpaksa kita tunggu, lain gak ada cara,” imbuhnya.

Sementara pantauan di SPBU Kuta Padang, Kecamatan Johan Pahlawan, terlihat antrean panjang mengular hingga kebadan jalan. Tak hanya mobil pribadi dan truk saja yang mengantre, para sopir truk pengangkut LPG 3 Kilogram juga mengalami hal serupa.

Sementara itu, Irwan salah satu pemilik SPBU membantah antrean panjang yang terjadi diduga akibat kelangkaan solar. Ia menyebut hal itu karena adanya pengurangan pasokan membuat antrian terjadi. Jika sebelumnya Pertamina memberikan pasokan 16.000 Kilo liter, namun kali ini hanya mendapat jatah 8.000 Kl untuk penjualan selama dua hari.

“Tidak ada kelangkaan, memang saat ini terjadi pengurangan pasokan sesuai dengan kebijakan SKK Migas (Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas) dari 16 ton menjadi 8 ton untuk dua hari sehingga kami harus membatasi pengeluaran,” kata Irawan.

Irawan menjelaskan, agar semua konsumen yang mengantri bisa mendapatkan jatah solar maka pihaknya menyiasati dengan membatasi pembelian setiap kendaraan Rp200 ribu per tangki. Dari jatah 8 ton untuk dua hari penjualan pihaknya hanya menjual 4 ton per harinya. Pola ini, sebutnya sengaja dilakukan agar ketika besok ada mobil yang mengantri masih ada minyak yang bisa diberikan.

Menurut Irawan, jika ingin pasokan solar bersubsidi bisa terpenuhi setiap hari ia berharap Pemerintah daerah bersama Dewan Perwakilan Rakyat kabupaten (DPRK) bisa melayangkan permohonan agar adanya penambahan pasokan bagi SPBU.

- Advertisement -

Berita Terkait