1. Enggan Bercerita
Seperih apapun ia lebih suka menyimpan luka. Pura-pura tersenyum meskipun hatinya hancur berantakan. Jika terpaksa bercerita, ia memilah mana yang layak diceritakan agar tak dikasihani.
2. Tampak Tenang Meskipun Sakitnya Luar Biasa
Orang terdekat sekalipun kadang tak paham bahwa ia sedang terluka. Dalam sendiri ia menangis sejadi-jadinya. Di hadapan orang lain ia memilih menahan air mata dan pura-pura bahagia.
3. Menyibukkan Diri Agar Cepat Lupa
Anak pertama perempuan tak suka tenggelam dalam kepedihan terlalu lama. Ia paham banyak orang yang bergantung padanya. Pantang baginya menunjukkan kepedihan. Membuat diri sibuk rasanya lebih baik.
4. Berjanji Untuk Tak Mengulang Kesalahan Yang Sama
Ia sadar bahwa manusia tempatnya salah dan lupa. Ketika keputusannya kurang tepat, berikutnya ia akan lebih berhati-hati jika berada dalam kondisi yang sama.
5. Tidak Mudah Memaafkan Orang Yang Menyakitinya
Jika pun memaafkan, lebih baik ia menunggu yang lain. Kembali pada seseorang yang pernah terbukti membuat hatinya patah, hanya akan membuatnya kembali merasakan luka yang lebih parah.
Anak pertama itu gengsi menampakkan kepedihan. Sepahit dan sesakit apapun ia telan. Ia tak suka dikasihani, pantang baginya mengemis belas kasihan.
Ia ingin selalu terlihat kuat agar siapapun yang berharap padanya merasa tenang. Ia tak suka membuat orang lain risau, atau ikut memikirkan kehidupannya.
Jika terjatuh, akan segera bangkit. Jika seseorang menancapkan luka di hatinya, ia akan segera mencari cara untuk mengobatinya. Ia rapuh, ia hanya terus menguatkan dirinya sendiri.