Femini.id – Perempuan memiliki peranan penting dalam pergerakan perekonomian. Di berbagai negara berkembang, perempuan menderita secara tidak proporsional dari kekurangan akan energi, yang dikarenakan minimnya akses yang memadai, terjangkau, terpercaya, bersih, dan aman atas layanan energi.
“Perempuan memikul beban pekerjaan perawatan yang tidak dibayar, perempuan juga memiliki tanggung jawab yang lebih besar atas pasokan dan penggunaan energi atau daya rumah tangga. Karenanya, perempuan memegang potensi yang sangat besar sebagai pahlawan lingkungan hidup,” ujar Menteri PPPA melalui maklumatnya,” kata Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Bintang Puspayoga, Kamis, 15 September 2022.
Bintang mengatakan, hal tersebut menjadi fokus pembahasan dalam pertemuan tingkat Menteri Asia-Pacific Economy Cooperation (APEC) Women and the Economy Forum (WEF) 2022: High Level Policy Dialogue on Women and the Economy (HLPDWE), yaitu untuk memastikan pemberdayaan ekonomi perempuan dapat berkontribusi pada implementasi Visi APEC Putrajaya 2040 melalui model ekonomi Bio-Circular-Green (BCG).
Aksi konkrit pemerintah Indonesia dalam memberdayakan perempuan dan kesetaraan gender melalui model ekonomi BCG pun turut disampaikan oleh Menteri PPPA, diantaranya menghadirkan kebijakan untuk melibatkan perempuan secara aktif pada sistem pengelolaan sampah rumah tangga yang diusung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, menyusun Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Energi Terbarukan (RUU EBT), menetapkan pengembangan sistem penandaan anggaran perubahan iklim dan responsif gender, dan sosialisasi serta edukasi akan sumber energi alternatif, praktik pertanian ramah lingkungan, pengembangan infrastruktur yang responsif gender dalam mendukung akses perempuan terhadap energi terbarukan.
“Dalam mendukung pengembangan model ekonomi BCG, dibutuhkan dukungan dan kerjasama multipihak, salah satunya dengan melibatkan perempuan. Saya berharap, kita dapat bersama-sama mendukung peran aktif dan kontribusi perempuan dalam implementasi Visi APEC Putrajaya 2040 melalui model ekonomi Bio-Circular-Green (BCG) serta mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs),” ujarnya.
Pihaknya menegaskan, pemerintah Indonesia menaruh perhatian yang amat besar dalam pemberdayaan perempuan untuk memastikan pembangunan keberlanjutan.
“Keseriusan tersebut tercermin dalam hulu dari 5 (lima) Arahan Presiden Republik Indonesia kepada yaitu peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan berspektif gender,” jelasnya.