Femini.id – 1. Pola Asuh
Yaitu pola asuh yang selalu menuntut anak untuk mencapai hasil yang maksimal. Contohnya orang tua yang menuntut anak mencapai kesempurnaan, membuat anak merasa harus bisa mencapai target yang tinggi sehingga mereka berusaha sangat keras untuk bisa mencapai target.
2. Perfeksionisme
Orang yang punya karakter ini selalu berusaha mengejar kesempurnaan dan punya standar yang tinggi. Dari rencana-rencananya sampai hasil kerja, mereka berpikir semuanya harus sempurna dan biasanya mereka juga ingin jadi yang terbaik di antara orang-orang sekitarnya.
3. Ekspektasi Lingkungan Terlalu Tinggi
Untuk memenuhi ekspektasi yang tinggi dari lingkungannya, seseorang bisa jadi berusaha keras untuk tampil sempurna. Mereka mungkin bersikap seolah semua berjalan lancar. Meski, dibalik itu semua, mereka juga cemas akan kegagalan.
4. Pengaruh Media Sosial
Biasanya pemicunya adalah saat melihat hidup orang lain tampak lebih sempurna dan jauh dari kesulitan. Hal ini bisa mendorong seseorang untuk memperlihatkan sisi “sempurna” dari dirinya saja dan menutupi segala kesulitan yang dihadapi.
Selain beberapa faktor tersebut, masih ada kemungkinan kondisi lain yang bisa berpengaruh. Faktor yang dialami satu orang dengan lainnya bisa juga berbeda, berdasarkan kondisi masing-masing individu. Biasanya kondisi ini banyak dialami oleh mahasiswa atau para pekerja.
Alasannya karena mereka mendapat tekanan untuk bersaing dengan lingkungannya. Meskipun mungkin dianggap sepele, tapi jika kondisi ini diabaikan, penderita duck syndrome bisa mengalami depresi berat atau penyakit mental lain.