Femini.id – Dukungan emosional dari sosok ibu sangat dibutuhkan pada masa tumbuh kembang anak. Apabila tidak mendapatkan dukungan emosional dari ibu, seorang anak dapat mengalami mother wound.
Mother wound adalah istilah konseling yang ditandai dengan absennya kasih sayang dan dukungan emosional ibu. Kondisi ini dapat dialami oleh anak perempuan maupun laki-laki.
Seseorang yang dibesarkan dengan pola asuh tidak tepat dan kebutuhan emosionalnya tidak terpenuhi dengan baik, berisiko melakukan hal serupa ketika ia dewasa nanti.
Orang tersebut dapat mewariskan pola asuh yang sama kepada buah hatinya. Ibu yang pernah mengalami pelecehan emosional atau fisik dan tidak memproses trauma tersebut dengan baik, juga sulit membangun kedekatan emosional dengan anaknya.
Beberapa gaya parenting atau pola asuh yang dapat menyebabkan anak mengalami mother wound:
1. Pola asuh yang memberikan kebutuhan fisik anak, tetapi tidak memberikan kasih sayang, perhatian, dan keamanan.
2. Tidak memberikan empati terhadap emosi anak dan tidak membantu anak mengendalikan emosi yang dirasakan.
3. Tidak mengizinkan anak mengekpresikan emosi negatif.
4. Sering kritis terhadap anak.
Contohnya:
• Berharap anaknya dapat memenuhi kebutuhan emosional dan fisik secara mandiri.
• Ibu yang sibuk atau memang tidak ingin terlibat langsung saat mengasuh anak.
Saat anak mengalami mother wound, secara tidak langsung itu akan berdampak kepada kondisi emosionalnya.
Beberapa kemungkinan dampak mother wound:
1. Memiliki perasaan khawatir, tidak dicintai oleh ibunya atau tidak disayangi seperti saudara kandung dan anggota keluarga lainnya
2. Memiliki kepercayaan diri yang rendah
3. Selalu berusaha menjadi lebih baik atau menjadi sempurna untuk mendapatkan perhatian dan diterima oleh ibunya
4. Menghindari berurusan dengan ibu
5. Tidak menjadikan ibu sebagai orang yang dipercaya atau orang yang diandalkan saat ia butuh pertolongan
6. Anak dengan mother wound dapat merasa tidak mampu untuk berhubungan atau menjalin relasi dengan orang lain