Populer

Kisah Malang Nasir Abbas, Jadi teroris usia 16 tahun sampai di Iming-iming ke Afganistan

Femini.id – Aksi teror masih marak terjadi di Indonesia termasuk di Aceh. Baru baru ini tersiar kabar Anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 antiteror menangkap 8 orang yang diduga terlibat jaringan terorisme dari tempat berbeda, di kawasan Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh.

Sekian banyaknya cerita tentang aksi radikal tersebut, juga terdapat fakta yang mengejutkan dari para mantan teroris. Salah satunya di beberkan oleh seorang mantan narapidana terorisme, Nasir Abbas.

Nasir menceritakan, ia melakoni perannya menjadi teroris sejak umur 16 tahun. Awal mula dirinya terjerumus dalam kelompok teroris setelah bertemu salah satu ustad yang juga pentolan teroris.

Saat itu, kata Nasir, Ia di iming-iming tawaran gratis ke Afghanistan dengan dalih menjadi mujahidin yang membela agama. Naasnya, sampai di Afganistan ia malah disuruh pegang senjata dan di ajari cara merakit bom.

Nasir mengungkapkan, di Afghanistan atau Pakistan tidak ada rujukan terkait teroris, yang ada malah seruan untuk berjihad dengan berperang.

“Saya ditawari ke Afghanistan secara gratis. Namun, di sana disuruh berperang. Saya tidak dapatkan literasi tentang bahaya teroris, yang ada cuma jihad dengan perang,” ungkap Mantan Napi Teroris itu.

Seiring berjalannya waktu, Nasir mulai merasakan bahwa dirinya sudah terjerumus dalam aksi anarkis itu. Ia pun mulai menjahui kelompok radikal, dan memilih taubat, sebelum ditangkap pada tahun 2003 silam.

Dia mengaku bertaubat setelah sadar kalau terorisme adalah tindakan yang menyebabkan ketakutan dan kerusakan yang meluas serta bersikap intoleran karena tidak menerima perbedaan.

“Teroris itu bukan jihad. Mereka adalah orang-orang intoleran yang tidak menerima perbedaan,” kata Nasir

Nasir juga mengungkapkan, bahwa doktrin terorisme di Indonesia lebih cenderung mengeksploitasi targetnya melalui ayat suci Al-Qur’an dan memainkan isu-isu Islam garis keras.

Nasir berharap, masyarakat Indonesia harus lebih peka terhadap isu-isu atau ajakan terkait radikalisme dan membantu memberikan pemahaman bahwa negeri kita ini negara berazaskan pancasila.

“Mari sama-sama kita beri pahaman kepada masyarakat tentang bahaya radikalisme dan paham-paham yang berseberangan dengan pancasila,” imbau Nasir Abbas.

Di akhir kesempatan, Nasir juga memberikan pemahaman tentang pancasila kepada para santri. Ia menjelaskan detail kalau pancasila tidak bertentangan dengan Islam.

“Dasar negara kita adalah pancasila. Semuanya telah diatur dalam pancasila. Termasuk tentang kehidupan beragama,” katanya saat menjadi narasumber pada acara silaturahmi Kamtibmas Kontra Radikal di Dayah Khairuddaraini, Gampong Leun Tanjong, Kecamatan Padang Tiji, Kabupaten Pidie, Selasa, 26 Juli 2022 lalu.

- Advertisement -

Berita Terkait