Femini.id: Maraknya kasus kekerasan berbasis gender online (KBGO) menjadi ancaman serius, terutama bagi kesehatan mental kelompok muda. Fenomena ini semakin berkembang seiring kemajuan teknologi, meski dampaknya sering kali belum disadari sepenuhnya.

Geby, Flower Aceh, menyoroti pergeseran pola kekerasan dari fisik langsung ke ranah digital. “Dulu kita lebih sering melihat kekerasan fisik secara langsung. Namun, perkembangan teknologi membuat kekerasan berbasis gender kini banyak terjadi secara online,” ujarnya.

Menurutnya, dampak kekerasan online ini sangat signifikan, khususnya terhadap kesehatan mental korban dari kalangan muda. “Ini cukup berdampak sekali, terutama untuk kesehatan mental anak-anak muda,” tegas Geby.

Ia juga mengkritisi respons masyarakat di media sosial yang kerap memperparah keadaan. Banyaknya pemberitaan mengenai kasus kekerasan justru diikuti dengan komentar-komentar negatif dan menyalahkan korban. Hal ini, menurutnya, menambah beban trauma yang harus ditanggung para korban.

Kekerasan Berbasis Gender Online mencakup berbagai bentuk, seperti pelecehan seksual, ancaman, penyebaran konten intim tanpa izin, dan ujaran kebencian melalui platform digital. Pihaknya mendorong kesadaran publik akan bahaya KBGO serta pentingnya penegakan hukum dan dukungan psikologis bagi korban.