Staf ahli BMKG Aceh, Andrean Simanjuntak, mengatakan pada akhir minggu ini, observasi cuaca yang dilakukan oleh BMKG provinsi Aceh mencatat kecepatan angin sampai 40-55 knots (70-100 km/jam).
“Kecepatan angin tersebut sanggup membuat beberapa pohon tumbang dan atap berterbangan serta membuat bangunan tinggi berpotensi bisa berosilasi,” kata Andrean, Minggu, 29 Mei 2022.
Selain itu, Andrean menerangkan, kecepatan tersebut hampir menyamai kecepatan angin dari Siklon Tropis Seroja yang terjadi di Nusa Tenggara Timur pada tahun 2021 lalu, Siklon Tropis Charlotte di selatan Jawa dan Siklus Tropis Anika di wilayah timur Indonesia pada tahun ini.
“Kecepatan tersebut sangat berpotensi mengakibatkan ketinggian ombak ang mecapai 3-4 meter sehingga kegiatan pelayaran sangat berpotensi dibatalkan,” ujarnya.
Hal tersebut lanjuta Anderan bisa saja terjadi dalam 1 sampai 2 hari karena masih ada potensi pertumbuhan awan cumulonimbus di barat Samudera Hindia.
“Fenomena angin kencang yang terjadi di Provinsi Aceh mengakibatkan beberapa kerusakan terjadi dan membuat masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam melaksanakan kegiatan diluar rumah,” jelasnya.