Femini.id – Harga jual daging di komplek Pasar Bina Usaha (PBU) Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, diperkirakan akan mengalami kenaikan saat meugang Ramadan 1443 Hijriah. Meski harga melambung tinggi, hal itu dinilai tidak mempengaruhi daya beli masyarakat.

Delimansyah, salah seorang pedagang di PBU Meulaboh, mengatakan kenaikan harga jual daging ternak besar (sapid an kerbau) di Aceh Barat, naik menjadi Rp 180 ribu, harga jual tersebut mulai berubah pada H-3 jelang perayaan tradisi meugang oleh masyarakat lokal Aceh.

Harga daging meugang (punggahan) di Pasar Bina Usaha (PBU) Meulaboh, Aceh Barat, diprediksi mengalami kenaikan harga, berkisar dari Rp 180 ribu hingga Rp 190 ribu per Kilogram (Kg), untuk komoditas daging sapi dan kerbau.

“Kalau hari ini masih normal, namun untuk hari Meugang nanti prediksi kami bisa seharga Rp170 ribu sampai Rp180 ribu per kilogram,” kata Delimasnyah, Senin, 28 Maret 2022.

Untuk saat ini harga eceran daging ternak besar masih normal yakni Rp150 ribu sampai Rp 160 ribu per kg. Dengan harga jual tersebut, pedagang menghabiskan 200 hingga 250 Kg daging per harinya.

Meski harga tergolong tinggi tak membuat daya beli masyarakat melemah. Para pedagang hanya khawatir stok daging tidak mencukupi jelang ramadhan Sebab kebutuhan meningkat seiring kebutuhan masyarakat lokal yang ikut naik, dipicu oleh perayaan tradisi mengkonsumsi daging tersebut.

“Kita khawatir stok saja tidak cukup, kami jual daging Meugang kali ini dua hari, mulai hari Rabu,” katanya menambahkan.

Kendatipun, kenaikan harga bukanlah dimonopoli oleh para pelaku pasar, namun seiring dengan tradisi yang berlangsung. Sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat lokal di Aceh kala menyambut hari hari besar Islam, seperti bulan Ramadan.

Tradisi mak meugang adalah (tradisi makan daging di Aceh jelang puasa) selama dua hari menjelang puasa Ramadan 1443 Hijriah. Pada hari meugang tersebut setiap masyarakat Aceh membeli daging untuk dimasak dan dimakan bersama anggota keluarganya.