Populer

Disbunnak Sebut PMK di Aceh Barat Datang dari Sapi Asal Aceh Besar

Femini.id – Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kabupaten Aceh Barat, menduga adanya sebaran virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kecamatan Arongan Lambalek, disebabkan adanya pasokan ternak dari luar beberapa pekan lalu.

Kadis Bunnak Aceh Barat, Danil Adrial, mengungkap, masuknya ternak dari Kabupaten Aceh Besar disana itu awalnya tak terdeteksi oleh petugas, namun hasil investigasi yang dilakukan tim Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dan Dokter hewan menemukan indikasi itu.

“Hasil investigas kami dari satu ekor ternak dari Aceh Besar yang masuk ke arongan lambalek dan sudah disembelih, mungkin dari sana asal muasalnya, karena ternak yang dari Aceh besar memang tidak sakit, tapi virus yang dibawa kan bisa menyebar,” kata Danil kepada wartawan, Rabu (1/6).

Danil menjelaskan, ternak yang sudah menjadi suspek PMK mencapai 341 ekor, namun masyarakat masih saja kurang patuh terhadap himbauan yang ada untuk tidak lepas liarkan ternak dalam mencari pakan.

Seharusnya, ternak harus dikandangkan sementara waktu, untuk pakannya bisa dicarikan oleh pemilik. Gunanya untuk menghindari semakin banyaknya hewan kuku belah yang akan terjangkit gejala penyakit serupa.

“Mungkin karena faktor pakan iya, karena untuk mencari pakan ternak di sana memang dilepas, tidak dilakukan penggembalaan yang baik. Itu bisa saja jadi penyebab terinfeksi karena hewan bertemu dengan hewan lain atau hewan yang sakit,” sebutnya.

Menurut Danil, penyebaran PMK tergolong cukup mudah, selain cakupan penyebaran mencapai radius 10 Kilometer, juga interaksi antar hewan dengan bebas sangat memicu.

“Bisa juga nantinya dari manusia penyebarannya, orang pegang ternak yang sakit ini, kemudian habis itu pegang ternak yang sehat, nah yang jadi medianya manusia tadi untuk menghantarkan virus, untuk manusia memang tidak apa-apa,” ungkapnya.

Ia meminta semua pihak untuk sama sama menjaga kondisi demikian, agar PMK tidak merebak ke kecamatan lain. Nantinya menyebabkan peternak bisa merugi karena tidak bisa dijual dan masyarakat khawatir daging tidak layak dikonsumsi dagingnya.

- Advertisement -

Berita Terkait