Populer

Awas! Terjebak Ekspektasi Tidak Realistis Seperti Ini!

Femini.id – Sangat manusiawi ketika seseorang memiliki ekspektasi, bahkan yang paling tidak realistis sekalipun. Meski demikian, ekspektasi adalah hal yang bisa merenggut kebahagiaan seseorang apabila realita terjadi tidak sesuai dengan harapan. Terlebih, perbedaan antara ekspektasi dan motivasi terkadang begitu samar.

Salah satu life-skill yang perlu dimiliki setiap orang adalah bisa mengelola ekspektasi dan kekecewaan ketika situasi berjalan tak sesuai harapan. Jika tidak, maka seseorang bisa mudah merasa stress bahkan depresi. Padahal, tidak semua hal bisa berjalan sesuai dengan ekspektasi.

Berikut beberapa contoh ekspektasi tidak realistis yang mungkin masih melekat pada dirimu dan bagaimana versi ekspektasi yang lebih realistisnya.

1. Ekspektasi tidak realistis:

“Aku bisa mengubah pasanganku atau orang lain.”

Ekspektasi realistis:

“Aku tidak bisa mengubah ataupun memperbaiki orang lain. Setiap orang berubah atas kemauannya sendiri. Aku hanya perlu memutuskan dimana ruang untuk mereka di hidupku dan mendukung perubahan mereka bukan mengubah mereka.”

2. Ekspektasi tidak realistis:

“Aku tidak boleh gagal, ditolak atau jatuh.”

Ekspektasi realistis:

“Tidak apa-apa untuk gagal dan merasa kecewa atau mengalami penolakan. Aku membebaskan diriku dari keinginan untuk menjadi sempurna setiap saat.”

3. Ekspektasi tidak realistis:

“Semua orang harus menyukaiku, setuju dengan pemikiranku dan menerimaku.”

Ekspektasi realistis:

“Setiap orang berhak memiliki opini, kesukaan dan ketidaksukaannya masing-masing. Bukan tugasku untuk membuat semua orang menyukaiku, setuju dengan pemikiranku dan menerimaku.”

Hati-hati dengan ekspektasi! Yuk mulai realistis.

- Advertisement -

Berita Terkait